Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Rabu, 16 Januari 2013

MENUJU INDONESIA SEHAT TANPA TAHUN

MENUJU INDONESIA SEHAT TANPA TAHUN

                                              Pada setiap tanggal 12 November setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN). Pemerintah dalam hal ini Kementrian Kesehatan terus berupaya untuk mewujudkan Indonesia Sehat dengan pembangunan bidang Kesehatan. Pembangunan bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang untuk mewujudkan derajat kesehatan setinggi-tingginya. Pada awal tahun 1999 diciptakan suatu visi baru pembangunan kesehatan dengan motto “Indonesia Sehat 2010”. Tahun 2010 telah berlalu tetapi apakah Indonesia sudah sehat?, kita harus mengakui bahwa kita belum sampai pada tujuan Indonesia sehat. Beberapa daerah atau kabupaten menyusun sendiri “mission imposible” menuju sehat 2014 atau 2015, dikatakan “mission imposible” apabila tidak disertai dengan
penyebaran informasi kepada masyarakat arah dan tujuan Indonesia Sehat. Informasi Indonesia Sehat menjadi sangat penting agar masyarakat tidak ragu dan mau berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan. Khusus untuk tenaga kesehatan maupun calon tenaga kesehatan harus bisa menjadi contoh dan suri tauladan bagi masyarakat untuk berperilaku sehat, namun hal ini kayaknya masih jauh dari harapan kita semua, sebagai contoh kecil masih banyak tenaga kesehatan yang merokok bahkan mahasiswa calon tenaga kesehatan pun beberapa diantaranya lebih memilih menghabiskan waktunya untuk menghisap sebatang rokok daripada menggunakannya untuk belajar, ini tentu merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab para pendidik tenaga kesehatan, tapi pertanyaannya kemudian adalah bagaimana kalau yang mendidik juga merokok? Ini tentu adalah permasalahan kita semua.
      Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan sepertinya menyadari bahwa perjalanan menuju Indonesia Sehat masih butuh waktu sehingga menambah rentang waktunya menjadi tahun 2025, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK)Tahun 2005-2025. Waktu yang cukup lama untuk melakukan perubahan demi terwujudnya Indonesia Sehat dan apakah ini bisa terwujud? wallahu a’lam hanya waktu yang akan menjawab.
      Seperti apakah nantinya apabila Indonesia sampai pada keadaan Indonesia Sehat? masyarakatnya tidak lagi sakit? Lalu, apakah kementerian kesehatan, rumah sakit, puskesmas tidak diperlukan lagi? Tentu tidak seperti itu!. Pengertian dan Kualitas sehat saat ini akan berbeda dengan kualitas sehat pada tahun dimana terwujudnya Indonesia Sehat. Pengertian sehat layaknya pengertian “televisi” dulu televisi warnanya hanya hitam putih, lalu berubah dengan “full colour” dan sekarang ukuran dan bentuk yang slim dengan menggunakan “remote control” untuk mengontrolnya serta beberapa diantaranya dilengkapi dengan fasilitas misalnya pemutar MP3 dan lain-lain tetap kita namakan “televisi”. Demikian halnya dengan pengertian “sehat”. Kualitas sehat tahun ini berbeda dengan tahun 1900 dan juga nanti pada tahun dimana Indonesia sudah sampai pada keadaan Indonesia sehat. Keadaan masa depan masyarakat Indonesia yang ingin dicapai pada saat Indonesia Sehat adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan yang baik dan dengan perilaku hidup sehat, baik jasmani, rohani maupun sosial, dan memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, dan memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
      Sesuai dengan hakikat pembangunan kesehatan maka partisipasi aktif seluruh masyarakat adalah menjadi sesuatu hal yang sangat penting untuk digalakkan, masyarakat tidak lagi hanya merupakan obyek pembangunan kesehatan tetapi yang lebih penting dan utama adalah masyarakat sebagai subyek atau pelaku pembangunan kesehatan.
      Tema HKN pada tahun lalu (2012) adalah Indonesia Cinta Sehat dengan sub tema Ibu Selamat, Anak Sehat. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak saat ini terus ditingkatkan pada semua tingkat sarana pelayanan kesehatan; Rumah Sakit, Puskesmas, Polindes sampai Posyandu. Beberapa hal yang telah dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah:
1. Mengangkat dan menempatkan Bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) didaerah terpencil dan sangat terpencil. Kualitas menjadi hal yang penting diperhatikan bagi pengambil kebijakan bidang kesehatan sehubungan banyaknya instistusi pendidikan yang mengeluarkan lulusan Bidan, apakah Institusi tersebut mendapatkan ijin dan terakreditasi secara benar atau tidak, benar dalam artian mereka mendapatkan ijin dan akreditasi karena memang memenuhi semua syarat yang dipersyaratkan. Hal lain adalah mereka yang terangkat adalah mereka yang lulus seleksi ujian.
2. Memudahkan pelayanan ibu hamil yang akan bersalin dengan program JAMPERSAL (Jaminan Persalinan) pada setiap Puskesmas, Polindes maupun praktek swasta dengan biaya gratis.
      Keberhasilan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak adalah merupakan beberapa indikator pembangunan kesehatan, angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2025 yang ingin dicapai adalah 15,5 dan angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2025 yang diinginkan adalah 102. Sebagai perbandingan Angka Kelahiran Bayi pada tahun 2005 adalah 32 per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup adalah 262.
      Pembangunan kesehatan dalam hal pelayanan kesehatan ibu dan anak diharapkan partisipasi aktif seluruh masyarakat terutama dari ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu yang mempunyai anak bayi dan balita. Ibu hamil dan ibu yang mempunyai anak bayi dan balita diharapkan melakukan beberapa hal seperti; selama kehamilannya memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan minimal 4 kali kunjungan dan pada saat bersalin agar dilakukan ditempat pelayanan kesehatan dan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, memberikan imunisasi lengkap umur 0-9 bulan, memantau kesehatan bayi dan balitanya dengan menimbang setiap bulan dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan apabila anaknya mengalami penurunan berat badan, serta aktif dalam Gerakan Sadar Gizi 1000 hari yang dihitung sejak anak masih dalam kandungan (9 bulan 10 hari=280 hari dan sampai anak berusia 2 tahun (720 hari). Dengan Gerakan Gizi 1000 hari ini diharapkan pada ibu hamil, ibu menyusui dan ibu balita memperhatikan gizi anak-anaknya sehingga nantinya menjadi anak yang sehat, kuat dan cerdas menuju Indonesia Sehat Tahun 2025.
---oo00oo---
by Ishak, S.Ft.,Physio

Tidak ada komentar:

Posting Komentar